Minggu, 20 Mei 2012

Mengungkap hal yang tersebunyi dari hari kebangkitan nasional

Tanggal jadi Boedi Oetomo, 20 Mei 1908 diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.l, sampai dengan kongres Boedi Oetomo di solo, 1928, menurut Mr. A.K Pringgodigdo dalam sejarah pergerakan rakyat Indonesia, boediomo Oetomo tetap menolak pelaksanaan cita-cita persatuan Indonesia. walaupun sampai dengan kongres tersebut, Boedi Oetomo sudah berusia 20 tahun, tetap mempertahankan Djawanisme. dan kelanjutannya, DR. Soetomo membubarkan sendiri Boedi Oetomo tahun 1931 karena tidak sejalan dengan tuntutan zamannya. ajaran Kedjawean atau Djawanisme sebagai landasan wawasan Boedi Oetomo sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang dianut oleh mayoritas pribumi. melaui medianya Djawi Hisworo, Boedi Oetomo berani menghina Rasulullah Saw.
Walaupun Boedi Oetomo dengan media cetaknya menghina Rasulullah Saw. sampai sekarang umat Islam sebagai mayoritas bangsa Indonesia, tetap menaati keputusan Kabinet Hatta, 1948. bersedia menghormati 20 Mei sebagai hari kebangkitan nasional. demikian kelanjutannya Boedi Oetomo, menjadi Partai Indonesia Raya, dipimpin oleh Dr. Soetomo. dengan media cetaknya, madjalah Bangoen, tidak beda dengan Djawi Hisworo, juga menerbitkan artikel yang menghina Rasulullah Saw. selain itu Partai Indonesia raya (parindra), sebagai partai sekuler dan anti Islam. perlu kita masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim ini mempertimbangkan kembali keputusan Kabnet Hatta, 1948 tentang Hari Kebangkitan Nasional
(Sekapur sirih Prof. DR. K.H. Saalimuddin, M.A dalam buku API Sejarah yang ditulis oleh Ahmad Mansur Suryanegara)

Jumat, 02 Maret 2012

posting perdana

Assalamu 'alaikum wr.wb
dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim
ini merupakan posting pertama saya, Insya Allah berbagi dengan teman-teman semua, semoga bermanfaat